Minggu, 08 Maret 2009

PELATIHAN ADMINISTRASI KOPERASI


Proses pengorganisasian kelompok yang dilakukan oleh kader desa mulai merespon persoalan kongkrit yang mereka hadapi. Setelah mereka mendirikan koperasi, mereka mengadakan pelatihan bersama untuk meningkatkan skill mereka tentang administrasi koperasi.

”Salah satu dampak dari pelatihan kader desa dan organisasi yang diadakan oleh PUNDEN beberapa waktu yang lalu, telah melahirkan beberapa orang yang memiliki kepedulian yang tinggi untuk membangun desanya sendiri-sendiri. Merekalah yang kemudian menjadi kader desa yang akan mendorong munculnya perubahan di desanya kearah yang lebih baik. Untuk menjaga kebersamaan dan komunikasinya, para kader desa ini berkumpul bersama dalam pertemuan rutin yang dilakukan secara bergiliran di rumah-mereka. Dari situlah koperasi komunitas dilahirkan” tegas Edy Musyadad, direktur PUNDEN dalam pembukaan pelatihan.

Hasilnya, saat ini telah ada 4 koperasi komunitas yang didirikan. Koperasi-koperasi ini lahir atas inisiatif mereka sendiri. Misalnya di dusun Karang Tengah Desa Garu Kecamatan Baron telah berdiri koperasi yang bernama Koperasi Langgeng yang beranggotakan sebanyak 22 orang. Koperasi ini lahir dari serangkaian diskusi yang dilakukan secara rutin oleh Paguyuban Mandiri (PAMAN) yaitu sebuah organisasi komunitas yang ada di dusun Karang Tengah Desa Garu Baron. Sedangkan di dusun Banjaranyar Kecamatan Tanjung Anom juga telah ada koperasi yang tergabung dalam wadah Koperasi Ar Rahman II yang juga muncul dari komunitas karang taruna yang menjadi wadah mereka.
Edy Musyadad menambahkan, ”Ditingkat kader desa yang mewakili desanya masing-masing juga berhimpun dalam koperasi yang bernama koperasi Kumandang yang saat ini anggotanya berjumlah 25 orang. Di tempat lain, tak kalah dengan kelompok laki-laki, kelompok perempuan juga mendirikan koperasi yang sama. Seperti yang ada di dusun Tegalrejo Desa Bukur Kecamatan Patianrowo. Kelompok perempuan juga telah mendirikan koperasi yang mereka beri nama Koperasi Perempuan Rejo Makmur (KPRM) yang semua anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang berjumlah 31 orang”.
Segaris dengan berkembangnya proses pengorganisasian ternyata muncul sebuah kebutuhan bersama untuk melakukan penguatan koperasi-koperasi tersebut. Maka, pada tanggal 28 Juli 2008 mereka mengadakaan pelatihan tentang administrasi koperasi. Dalam pelatihan yang diadakan di kantor PUNDEN (Perkumpulan Desa Mandiri) ini masing-masing koperasi mengirimkan delegasinya. Tidak kurang dari 12 orang menghadiri pelatihan tersebut.

Tiga kata kunci
Pelatihan yang difasilitasi oleh PUNDEN dengan mengundang Ida Farida Santi dari Koperasi Mandiri Jombang sebagai fasilitatornya ini diawali dengan saling menceritakan pengalaman mereka masing-masing dalam mengelola koperasi. Berangkat dari pengalaman inilah yang kemudian dijadikan sistem dalam pengelolaan koperasi.
Secara bergantian mereka bercerita pengalaman masing-masing. Pada intinya banyak peserta yang belum mengetahui bagaimana pembukuan koperasi dan cara menghitung SHU karena koperasinya masih baru. “Sebelum kita bicarakan bagaimana cara mengelola administrasi koperasi maupun SHU, terlebih dulu saya ingin menjelaskan bahwa ada tiga kata kunci yang biasanya melekat dalam mengelola sebuah koperasi yaitu kekompakkan, toleransi dan kesepakatan”. Kata Farida ketika ia mengawali materinya. Menurutnya setelah ketiga hal tersebut clear ditingkat seluruh anggota koperasi, barulah membicarakan bagaimana tata kelola administrasinya, laporan keuangan maupun aturan main yang menjadi ikatan antar anggota dalam menjalankan koperasi..
Lebih detail Ida menjelaskan apa yang dimaksud dengan ketiga kata kunci tersebut. Kata kunci pertama, yaitu kekompakkan. Dengan semangat kebersamaan yang didasari kekompakan suatu koperasi maupun organisasi akan bisa berjalan dengan lancar. Kekompakan ini akan terjadi jika seluruh anggota merasa memiliki dan memiliki tujuan yang sama. Kedua, Toleransi. Toleransi antar anggota dan pengurus juga sangat penting. Karena dengan adanya toleransi antar anggota semua hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anggota maupun pengurus bisa dipahami dan dimaklumi oleh sebagaai proses belajar bersama. Sehingga kendala dan kesulitan-kesulitan apapun tidak mengganggu berjalannya koperasi tentunya dapat segera diatasi. Ketiga, Kesepakatan. Yang dimaksud kesepakatan adalah keputusan bersama oleh seluruh anggota. Keputusan bersama inilah yang menjadi landasan penting untuk menjalankan semua hal yang telah menjadi keputusan organisasi. Sehingga menjadi salah satu kunci untuk memecahkan masalah. Jadi semua permasalahan yang dialami haruslah diselesaikan dengan cara pengambilan kesepakatan secara bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar