Bertempat di rumah Sukardi yang ada di dusun Karangtengah Desa Garu Kabupaten Nganjuk sore itu di adakan pertemuan rutin koperasi Kumandang. Pertemuan ini yang dilakukan setiap tanggal 1 dalam setiap bulannya ini dilakukan secara bergiliran di rumah-rumah anggota. Terhitung sudah enam kali sejak didirikan koperasi kumandang mengadakan pertemuan rutin yang melibatkan seluruh anggota.
Pertemuan rutin ini ditujukan untuk membangun komunikasi antar anggota sekaligus membahas perkembangan koperasi dan melakukan pembayaran arisan, simpanan dan pemberian pinjaman kepada anggota. Bagi anggota yang membutuhkan dana pada saat inilah mereka dapat memperoleh pinjaman setelah pengajuannya disetujui oleh pengurus.
Seperti biasanya setelah agenda simpan pinjam dan arisan selesai, forum kemudian mendiskusikan rencana pengembangan usaha koperasi. Dalam diskusi tersebut mempertajam beberapa gagasan dari anggota untuk diambil kesepakatan bersama. Salah satunya adalah gagasan produksi kalender. “Produksi kalender ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan koperasi Kumandang dan sebagai salah satu unit usaha bersama yang hasilnya nanti dapat menambah SHU anggota” ujar Marwiyah
Ditambahkan oleh Imam Mulyo, produksi kalender ini hanya sebagai uji coba saja. Yang penting dalam tahap belajar ini kami memilih pengembangan usaha yang beresiko rendah dan berjangka pendek sehingga memungkinkan untuk dilakukan koperasi. “Jika nanti hasilnya lumayan akan diteruskan dengan ide lain yang selama ini belum bisa dilakukan karena terbentur modal yang ada di koperasi masih minim. Yang terpenting unit simpan pinjam tetap harus berjalan dan menjadi prioritas program di koperasi Kumandang”.
Dalam kesempatan ini pula, dilakukan sosialisasi hasil pelatihan pertanian organik yang diikuti oleh salah satu anggota koperasi kumandang, Sukardi beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta. Seolah mendapatkan pengetahuan baru, ia kemudian menceritakan bahwa dengan pertanian organik akan berdampak pada kearifan lingkungan dari obat-obatan kimia yang selama ini banyak digunakan oleh petani. Ternyata dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan kerusakan tanah. “Untuk itu, kita perlu mencoba untuk diterapkan dilingkungan kita sendiri. Minimal diri kita yang mengawali, apalagi banyak diantara kita ini yang bermatapencaharian sebagai petani. Dengan berbekal pengalaman dan materi yang ada saya yakin kita bisa melakukannya”, terangnya. Secara khusus kedepan kalau bisa kita akan menyewa lahan sebagai percontohan penerapan pola pertanian organik yang hasilnya nanti bisa meningkatkan pendapatan petani. Apalagi beras organik juga mahal harganya jika dibandingkan dengan beras yang ditanam dengan bahan-bahan kimia, tambahnya.
Seolah gayung bersambut, untuk menindaklanjuti hasil pelatihan tersebut disepakati akan dilakukan pelatihan pertanian organik yang akan difasilitasi oleh Sukardi untuk berbagi pengalaman dengan kader-kader penggerak desa yang selama ini telah terjalin komunikasi. Rencananya pelatihan akan di selenggarakan pada tanggal 16 November 2008 dengan mengundang perwakilan 4 organisasi komunitas di Nganjuk.
Minggu, 08 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar