Pada mulanya, beberapa orang alumni Pelatihan Kader Membangun Desa yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Desa Mandiri saling bertemu secara informal di beberapa kesempatan. Mereka membicarakan apa yang sudah terjadi di desanya masing-masing. Pelatihan itu sendiri diikuti oleh 20 orang perwakilan dari 7 (tujuh) organisasi pemuda, paguyuban, karang taruna dan kelompok perempuan dari berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Nganjuk dan Kediri.
Satu bulan acara pelatihan berlalu, salah satu kader, Marwiyah, berinisiatif mengundang mereka dalam sebuah pertemuan pada tanggal 9 Juli 2008 di rumahnya di Desa Bangi Purwoasri Kediri. Dalam pertemuan itu, juga dihadiri oleh orang-orang yang terlibat di PUNDEN (Perkumpulan Desa Mandiri). Pada pertemuan itu tidak hanya acara jumpa kangen antara para peserta, tapi juga sharing perkembangan di kelompoknya masing-masing dan kendala-kendala dan pengalaman untuk menuntaskan permasalahan yang di hadapi di komunitasnya.
Disela-sela pertemuan, diantara mereka juga melakukan obrolan ringan yang berujung keinginan untuk melakukan usaha bersama. Seperti Marwiyah misalnya, sangat tertarik dengan usaha yang dilakukan oleh Ikatan Pemuda Malangsari untuk usaha roti bakar untuk dijalankan oleh pemuda di desanya. Hal ini justru direspon langsung oleh Agung dan Khabib, anggota Paman Dusun Karangtengah yang seminggu kemudian langsung datang dan praktek di tempat jualan IPM. Hal berbeda yang diimpikan Imam dari FKKM (Forum Komunikasi Koordinasi Masyarakat) dari Banjar Anyar Tanjunganom, yang bergerak dalam bisnis bunga hias mengharapkan bisa memajang tanaman hias di Malang Sari.
Pertemuan ini membuktikan bahwa persoalan apapun baik ekonomi, sosial dapat di selesaikan dengan bersama-sama. Di samping memperkuat jaringan, juga menjawab problem sosial kemasyarakatan, sekaligus dapat menambah wawasan. Besarnya dampak yang dirasakan dalam pertemuan itu, mereka akhirnya bersepakat untuk mengagendakan pertemuan rutin. Dan pertemuan itu disepakati satu minggu kemudian.
“KOPERASI KUMANDANG” MENUJU KESEJATERAAN BERSAMA
Pada tanggal 16 Juli 2008 di sekretariat PUNDEN, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di Desa Bangi mereka justru muncul keinginan untuk menjadikan pertemuan rutin itu menjadi bentuk pertemuan koperasi. Dalam pertemuan itu seluruh yang hadir bersepakat membentuk sebuah koperasi yang diberi nama koperasi KUMANDANG. Pertemuan itu langsung membahas besaran simpanan pokok (simpo), simpanan wajib (simwa), simpanan sukarela (simla) sampai pada aturan-aturan mengenai keanggotaan, sangsi dan besaran jasa yang berlaku di koperasi Kumandang.
Marwiyah, 43 th, mengatakan pembentukan koperasi Kumandang sangat besar sekali apalagi dalam situasi saat ini semua mahal dan kebutuhan hidup semakin meningkat. Dengan berkoperasi kita bisa membutuhkan dana dengan cepat dan dengan bunga yang ringan. Dalam Koperasi kita bisa menentukan besaran jasa yang harus di bayar.” Kita tidak usah diribetkan dengan berbagai syarat sebagai jaminan seperti KSP dan bang clurut lainnya” terang ibu yang biasa di panggil Mbak Mar ini.
Hal senada juga dibenarkan oleh Abdhul Ghopur penggerak pemuda asal Desa Sanggrahan Kecamatan Purwoasri yang punya pengalaman pahit akibat janji manis Koperasi renternir alias KSP alias bank titil hingga harus menjual salah satu barang berharganya guna membayar bunga yang tinggi. Alih-alih bisa mengembangkan usahanya,untuk membayar jasa tiap bulannya harus pontang-panting akibat bunga yang tinggi. ”Kita kadang tidak pernah berfikir panjang ketika membutuhkan modal,selalu pinjam di KSP tapi pada akhirnya kita malah kesulitan sendiri”terangnya.
Berbicara soal koperasi pada umumnya, pikiran kita selalu dikaitkan dengan dari mana modal awalnya, usahanya apa? Kisah salah satu anggota Kumandang adalah potret dan realitas dan fakta yang terjadi, dan ini akan banyak kita temui di lingkungan sekitar kita. Banyaknya persoalan yang menghimpit masyarakat kadang disikapi dengan tidak arif. Hal ini diperparah dengan tingkat kepedulian sosial masyarakat semakin luntur. Oleh sebab itu sebagai koperasi yang lahir dari sumberdaya manusia yang mumpuni dan rasa kebersamaan yang tinggi akan menjadi sebuah kekuatan sosial ekonomi bagi seluruh anggota.
Saat ini koperasi Kumandang terbuka bagi seluruh masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk mengembangkan diri, memberdayakan diri melalui kegiatan ekonomi bersama untuk ikut menjadi anggota Koperasi Kumandang. M. Dhori 40 th, asal Dusun Karang Tengah Garu mengatakan bahwa semua yang tergabung dalam koperasi Kumandang harus menjadi pelopor penggerak ekonomi di desanya. ”Apa yang kita lakukan di koperasi ini sudah menjadi keharusan untuk melakukan hal yang sama di desa. Kita harus menjadi pelopor di desa kita sendiri”, ujar kang Dhori. Koperasi Kumandang dengan semangat kebersamaan anggota adalah modal yang tak juga mengimpikan pertemuan rutin setiap bulan dalam koperasi nantinya menjadi basis koordinasi dan sharing tiap-tiap desa serta sebagai tempat berbagi informasi yang berhubungan dengan kemasyarakatan, peluang usaha, dan persoalan keseharian kita.
ATURAN MAIN:
Simpo : 50.000
Simwa : 10.000
Jasa per bulan: 1 persen
Besar pinjaman 5 kali lipat dari simpanan
Anggota baru harus mendapat rekomendasi minimal 3 orang dari pendiri
Pertemuan rutin setiap tanggal 1
Minggu, 08 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar