Selasa, 12 Oktober 2010

JEJAK SEJARAH KOPERASI “KUMANDANG”


Cikal bakal atau embrio koperasi kumandang adalah berawal dari adanya “Pelatihan Organisasi dan Kader Membangun Desa. Yang diadakan bertempat di Aula Pesanggrahan Sawahan Nganjuk. Pelatihan tersebut di adakan pada tanggal 14-15 Juni 2008. Yang di ikuti oleh beberapa kader-kader penggerak di desanya masing-masing yang meliputi beberapa kecamatan yang ada di Kab. Nganjuk. Antara lain Kec. Baron, Tanjuganom, Ngronggot, Pace, Gondang, dan sekitarnya. Dalam pelatihan tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan dari permasalahan-permasalahan atau isu-isu hangat yang sedang di hadapi oleh kader-kader penggerak di desanya masing-masing. Yaitu” mereka mendambakan / memimpikan terwujudnya masyarakat berbudaya, kritis dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi menuju kesejahteraan, keadilan dan mandiri”. Punden (Perkumpulan Desa Mandiri) berperan sebagai pemrakarsa sekaligus sebagai fasilitator adanya pelatihan ini.

Pasca pelatihan itu terjadi curhat di antara sesama peserta pelatihan lewat event saling bersilaturahmi atau saling anjang sana-sini ke komunitas yang ada di desanya masing-masing. Di samping ingin membangun suatu komunikasi yang lebih solid di antara sesamanya, ternyata terselip suatu keinginan untuk mengamati dan melihat potensi juga peluang bisnis yang ada di desanya para peserta pelatihan tersebut. Sehingga ada yang sudah menjalin kerja sama bisnis yang saling menguntungkan, karena antara kader yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.
Hingga pada akhirnya, tepat 1 bulan pasca pelatihan itu. Tepatnya pada tanggal 16 Juli 2008. di bentuklah suatu wadah yang bernama “KOPERASI KUMANDANG”. Dengan pendiri sebanyak 12 orang dari beberapa kecamatan yang ada di Nganjuk ini. Dengan tujuan awal agar kebersamaan selalu terikat kuat, membangun jaringan bisnis, memberikan informasi / sosialisasi tentang peluang-peluang kerja yang ada, memberikan sedikit permodalan dengan kesepakatan bersama.
1 Bulan setelah di dirikan yaitu pada bulan Agustus 2008. Koperasi Kumandang mengadakan transaksi pertamanya dengan jumlah anggota 14 orang. Bulan September 2008 bertambah menjadi 19 orang. Hingga sampai bulan Oktober 20010 anggota Koperasi Kumandang telah menjadi 34 orang yang tersebar dari beberapa desa yang ada di Nganjuk.
Koperasi Kumandang sudah 2 kali melakukan RAT. Dalam RAT pada tanggal 1 Januari 2010 tersebut, disamping ada sedikit perubahan kepengurusan, ada penawaran aturan-aturan main, ada pembagian SHU juga ada audit kekayaan koperasi. Dalam perjalanannya selama 2 tahun Koperasi Kumandang telah mengelola uang sebesar Rp. 10.241.000 yang berasal dari (Simpo-Simwa-Simla) anggota. Pada RAT kemarin SHU yang dibagikan ke anggota sejumlah Rp. 824.900
Dengan sedikit cerita / gambaran tentang koperasi Kumandang di atas, di harapkan bisa merangsang muncul dan tumbuhnya koperasi-koperasi baru yang ada di wilayah Kab. Nganjuk ini, khususnya di desa-desa atau di kelompok-kelompok masyarakat yang mengikuti pelatihan koperasi pada hari ini. Yang pada akhirnya apa yang menjadi cita-cita dan impian kita bersama akan bisa terwujud, yaitu tercapainya masyarakat yang adil makmur, gemah rifah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo. Di sini yang perlu digaris bawahi adalah bapaknya koperasi kumandang adalah Punden. Sedangkan Ibunya adalah kader-kader penggerak di desanya masing-masing Dari hasil persetubuhan merekalah akhirnya lahir “KOPERASI KUMANDANG” tepatnya (16 Juli 2008)

Ditulis oleh: Imam Syafii
Sekretaris Koperasi Kumandang dan juga anggota BPD Desa Banjaranyar Kec. Tanjunganom Nganjuk
Read More..

Rabu, 14 April 2010

Ijazah Sarjana Bisa Jadi Agunan Wirausaha

Anda ingin memulai usaha sendiri? Kini Kementerian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah siap menampung sarjana calon wirausahawan muda. Untuk mendapatkan modal, para sarjana dapat memanfaatkan ijazah sebagai agunan. Ijazah Sarjana Bisa Jadi Agunan Wirausaha. Demikian penuturan Menteri Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarief Hasan pada hari Jumat Tgl 12 Februari 2010 di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya. "Berapa pun jumlah sarjana kami akan menampung. Mereka tinggal menyampaikan proposal. Jika proposal itu visible dan layak secara bisnis, maka mereka langsung kami beri modal," ucapnya.
 
Untuk wilayah Jatim, Kementerian Urusan Koperasi dan UKM siap menampung sekitar 1.000 sarjana tahun 2010 ini. Fasilitas kewirausahaan bagi mahasiswa sangat penting. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Braman Setyo, saat ini di Jatim terdapat 57.000 sarjana yang masih menganggur. Anda bisa menghubungi Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di :
 
Website: http://www.depkop.go.id
Telp: +6221-5204366-74, 52992999, 52992882
Faks: +6221-5204383, 5204378
Read More..

Rabu, 07 April 2010

8.000 Koperasi Wanita di Jatim Dapat Bantuan Modal

SURABAYA, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, dalam rangka mengefektifkan fungsi koperasi di pedesaan, tahun 2009 lalu sebanyak 3.750 desa mendapatkan bantuan permodalan khusus untuk koperasi wanita. Masing-masing desa dengan satu koperasi wanita mendapatkan bantuan Rp 25 juta. Selama tahun 2010, total 8.000 koperasi wanita di 8.000 desa akan mendapatkan bantuan permodalan.
"Pada tahun 2010 ini pemberian bantuan permodalan untuk koperasi wanita dilanjutkan di 4.250 desa. Rencananya, total 8.000 desa akan kami beri bantuan permodalan hingga akhir 2010," kata Soekarwo di Surabaya, Jumat (12/3/2010). Soekarwo memperkirakan, bantuan permodalan Rp 25 juta per desa/koperasi wanita minimal mampu mendatangkan lapangan kerja baru bagi dua kepala keluarga. Dengan demikian, dari total 8.000 desa/ koperasi wanita akan menciptakan lapangan kerja bagi minimal 16.000 kepala keluarga. Jika efektif, bantuan permodalan sebesar Rp 25 juta per desa/koperasi wanita rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 50 juta per desa/koperasi wanita.

sumber: kompas
catatan: sayangnya, program ini berhasil hanya di koran. Di lapangan dari proses pendirian saja sudah masalah, apalagi keberlanjutan koperasi wanita ini.
Read More..

Sabtu, 11 Juli 2009

Penambahan Anggota Berarti Menambah Kader Koperasi

Sudah hampir satu tahun lebih Koperasi Kumandang didirikan. Awalnya hanya puluhan orang saja yang berkomitmen untuk mendirikan koperasi ini. Dalam pertemuan ke pertemuan selalu ada anggota baru yang masuk. Saat ini jumlah anggota Koperasi Kumandang sebanyak 30an orang. Mereka dari berbagai desa di Kabupaten Nganjuk.
Penambahan anggota ini tentu saja dapat memperkuat koperasi, selain semakin banyaknya informasi bisnis dan usaha baru yang disampaikan dalam pertemuan rutin setiap tanggal 1, adanya anggota baru ini juga memperkuat permodalan koperasi sehingga pelayanan pinjaman semakain besar. Dalam setiap pertemuan hampir ada Rp. 3 juta uang yang diputar.

Tentu saja hal ini semkin membuat optimis para anggota. Anggota yang awalnya hanya ikut-ikutan, sekarang mulai serius menggeluti seluk beluk perkoperasian sehingga bisa dikatakan kader koperasi. Mereka malah ada yang membangun koperasi baru di lingkungannya masing-masing berbekal dari pengalaman di Kumandang. Sebut saja Musyafak, anggota Koperasi Kumandang yanag saat ini menjadi pengurus di Koperasi GMNU, sebuah koperasi yang anggotanya adalah pemuda-pemuda yang berlatar belakanag NU (Nahdlatul Ulama) di Kecamatan Baron. Walaupun baru berusia 3 bulanan, koperasi GMNU ini sudah menyusun berbagai kegiatan untuk memperkuat koperasinya.

Kader lain yang patut dicontoh adalah, Imam Syafii, seorang Ketua BPD Desa Banjar Anyar Kecamatan Tanjunganom. Imam yang menjadi sekretaris Koperasi Kumandang, juga sedang menata ulang Koperasi Ar-rahman yang di desanya. Koperasi, Arrahman awalnya dibentuk untuk membantu masyarakat desanya dalam memenuhi kebutuhana modal usaha. Namun, karena beberapa faktor, koperasi ini tidak bisa berjala dengan maksimal. Tidak ada aturan yang tegas dan mekanisme pertemuan belum berjalan serta pengurusnya masih sekedar nama. Dengan bergabung dengan Koperasi Kumandang, akhirnya Arrahman berbedah diri. Kebetulan ada anggota Arrahman yang juga anggota Koperasi Kumandang, yakni Hambali. Imam dengan Hambali inilah yang kemudian menjadi motor bagi Koperasi Arrahman.

Orang-orang seperti, Musyafak, Imam dan Hambali ini mulai ditiru oleh anggota Kumandang lainnya. Sebut saja Pepeng, yang dalam bulan ini akan mendirikan juga koperasi di desanya Malang Sari Tanjung Anom. Ada lagi Sukardi dan Masykur serta anggota lain, yang mendapat pengalaman baru dan dijadikan pembelajaran dalam mengelola koperasinya, Koperasi Langgeng di Desa Garu Baron. Tidak kalah dengan anggota laki-laki, ada kader perempuan yang bernama Kamil. Perempuan ini adalah pengurus di Koperasi Perempuan Rejo Makmur di Desa Bukur Patinrowo. Koperasinya telah membantu banyak perempun buruh tani didesanya.

Jika nantinya seluruh anggota di Koperasi Kumandang menjadi kader, Koperasi Kumandang akan menjadi sejarah bagi perkembangan gerakan koperasi di Kabupaten Nganjuk. Langkah selanjutnya, koperasi-koperasi yang dibentuk oleh kader-kader Koperasi Kumandang ini kelak musti berjaringan dan membentuk asosiasi koperasi atau sering disebut koperasi sekunder. Ini bertujuan untuk memperkuat manajemen dan jaringan koperasi sehingga semain kuat secara kelembagaannya. Inilah jawaban bagi rakyat kecil yang membutuhkan lembaga ekonomi yang bisa memberi mereka modal dan tempat menabung yang dekat dengan mereka dan mudah diakses. Dan ini sekaligus tantangan bagi Dinas Kabupaten setempat, yang sering kali justru bingung dalam mengimplementasikan program pendirian koperasi di pedesaan. Pengalaman Koperasi Kumandang ini bisa menjadi contoh dalam menggembangkan koperasi di Kabupaten Nganjuk.

Read More..

Kamis, 02 April 2009

Seruan : Membangun Koperasi Sejati Demi Tegaknya Keadilan di Bumi Pertiwi

Dengan ini kami dari Koperasi Kumandang, Koperasi Perempuan Rejo Makmur, Koperasi Langgeng yang ketiganya berdomisili di Kabupaten Nganjuk menyatakan:
Saat ini ekonomi kami sangat terpukul akibat musim yang tidak menentu, harga pupuk yang mahal, dan harga panen pertanian yang tidak stabil. Namun, kami tidak putus asa untuk terus meingkatkan kesejahteraan kami. Dengan berdirinya koperasi yang ada di desa kami masing-masing, saat ini dirasa telah sangat membantu para anggota yang sebelumnya tidak bisa mendapatkan dana cepat untuk menutupi kebutuhannya. Maka dengan ini, kami menyerukan:


Pertama, pemerintah harus mendukung kami dengan memberi kami pengetahuan, keterampilan dan pendanaan agar koperasi kami semakin baik.
Kedua, pembaca sekalian sebaiknya untuk mendirikan koperasi di masing-masing desanya agar bisa membantu menyediakan dana permodalan bagi warga desa yang miskin.
Ketiga, koperasi yang ada saat ini berupa KSP yang berbadan hukum tetapi tidak berbasis kepada komunitas agar ditertibkan. Karena mereka justru menjadi persoalan bagi warga desa dengan memberi pinjaman yang melilit dan membuat warga desa ketergantungan. Apalagi, bunganya tinggi dan nasabah tidak bisa menjadi anggota secara langsung.
Demikian seruan kami, semoga bisa menjadi informasi yang berguna dan dapat membantu masyarakat.

Dukungan dan saran silahkan layangkan dengan berkunjung ke Alamat Blog Kami:
Koperasi Kumandang; http://kumandang-nganjuk.blogspot.com/
Koperasi Perempuan Rejo Makmur: http://kprm-nganjuk.blogspot.com/
Koperasi Langgeng : http://paman-langgeng-nganjuk.blogspot.com/

Turut Mendukung:
Koperasi Perempuan Pucung Maju: http://www.pucungmaju.blogspot.com/
Koperasi Seru Mandiri: http://koperasi-mandiri.blogspot.com/
Punden: www.punden.org
Majalah Soerat: http://www.majalah-soerat.blogspot.com/

Read More..

Minggu, 08 Maret 2009

DICARI : SARJANA PETERNAKAN DOMISILI DI NGANJUK

Untuk mendukung program P2SDS 2010 Departemen Pertanian Ditjen Peternakan melakukan kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD), kami siap menjalankan program ini. Untuk itu, dibutuhkan sarjana peternakan yang bisa mendampingi kami. Pendaftaran di UNISKA Kediri hingga tanggal 25 Maret. Mohon, kiranya jika ada kader sarjana peternakan bisa menghubungi kami. Salam
NB: Untuk mengetahui lebih jauh tentang program ini klik ; http://pucungmaju.blogspot.com/2009/01/sarjana-membangun-desa-2009.html

Read More..

Menuju Serikat: MEMBANGUN ALIANSI DAN JARINGAN ANTAR KOMUNITAS


Upaya untuk terus menerus mengembangkan tatanan yang lebih adil melalui penguatan organisasi rakyat akan lebih strategis dengan membangun jaringan antar kelompok-kelompok masyarakat. Diharapkan mereka akan dapat saling belajar dan bersinergi dalam membangun organisasinya. Dengan berhimpun kita menjadi kuat.

Karenanya organisasi serikat atau jaringan lainnya di level antar komunitas menjadi hal yang strategis. Tidak hanya untuk membangun jaringan tapi juga menjadi media belajar bersama antar komunitas dengan saling berbagi pengalaman dan gagasan yang ditujukan untuk semakin memperkuat organisasi dan meraih cita-cita kesejahteraan. Munculnya organisasi antar komunitas, semacam aliansi atau apapun namanya, sekaligus untuk menegaskan bahwa organisasi itu memang dibentuk murni atas inisiatif rakyat, kegiatan sepenuhnya direncanakan dan dilakukan oleh rakyat, dan ditujukan untuk mengupayakan peningkatan kehidupan rakyat yang tergabung di dalamnya, dan juga masyarakat sekitarnya.

Seperti yang dilakukan oleh organisasi-organisasi komunitas di Kabupaten Nganjuk, untuk menuju pembentukan organisasi di tingkat kabupaten telah melakukan tahapan kegiatan dengan menimba ilmu secara langsung ke organisasi lain telah lebih dulu memiliki organisasi jaringan di Jombang dan Kediri seperti Serikat Rakyat Kediri Berdaulat (SRKB) dan Konsorsium Rakyat Jombang Berdaulat (KRJB).

“Bagi kami pengetahuan tentang organisasi antar komunitas dan kemungkinan membentuk jaringan organisasi antar kabupaten kami rasakan masih kurang, sehingga kami sangat senang jika diberi kesempatan untuk dapat belajar ke organisasi seperti KRJB dan SRKB”, ujar Hendrik, penggerak di sebuah komunitas di Nganjuk. Dengan semangat itu pula, baru-baru ini beberapa orang perwakilan dari organisasi komunitas di Nganjuk mengirimkan delegasinya ke acara Diskusi Inisiatif Perlawanan Lokal yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Alharaka Jombang. Tidak kurang dari 30 perwakilan organisasi komunitas yang tersebar di Kabupaten Jombang, Mojokerto, Madiun, Kediri dan Nganjuk hadir dalam acara ini. Dampaknya muncul dorongan kuat agar di Nganjuk juga dibentuk organisasi aliansinya. “Kebetulan kami diundang, sehingga semakin menambah semangat untuk melakukan hal sama di Nganjuk. Di waktu yang lalu, kami juga pernah mengikuti kongres KRJB di Jombang dan SRKB di Kediri. Semua itu kami lakukan dalam rangka membangun komunikasi dengan organisasi di daerah lain. Dan dari proses seperti inilah kami jadi sering bertemu melalui kegiatan bersama sehingga satu sama lain saling mengenal dan bertukar ide, timpal Sukar.

Mempererat lewat kegiatan bersama
Saat ini di Kabupaten Nganjuk telah banyak berdiri organisasi komunitas yang sudah membangun jaringan. Organisasi-organisasi tersebut ada yang berbentuk koperasi dan paguyuban. Diantara mereka memang sudah terbangun jaringan yang dikuatkan dengan agenda bersama yang dilakukan secara rutin. Dalam kaitan itu pula, berbagai komunitas yang ada di kabupaten Nganjuk mengupayakan kerja-kerja kelompok bersama. Kerja konkrit yang dibangun untuk menumbuhkan empati dan solidaritas sosial diantara mereka adalah dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan semua komunitas. Mulai dari pertemuan-pertemuan kecil yang mengundang dinas maupun dengan jaringan di kota lain. Berbagai masalahpun diselesaikan dengan cara saling bertemu dalam sebuah forum diskusi, pelatihan maupun seminar. “Di masing-masing komunitas sudah memiliki koperasi sebagai media penguatan ekonominya sehingga hal ini menjadi media yang baik untuk semakin mempererat hubungan untuk mengembangkan koperasi dan peningkatan ekonomi anggota”, kata Untung. Paguyuban Mandiri misalnya, kini sudah mempunyai jaringan yang baik dengan SRKB dan KRJB sehingga merasa memiliki kawan bicara dan koperasi komunitas di Nganjuk juga mendapatkan pinjaman modal dari Koperasi Mandiri Jombang.

Dari pertemuan-pertemuan organisasi komunitas tersebut bisa terlihat bahwa apa yang disebut jaringan organisasi komunitas itu, antara lain, Koperasi Perempuan Rejo Makmur Tegal Rejo, Paguyuban Mandiri, Koperasi Kumandang, Ikatan Pemuda Malangsari, Paguyuban Pedagang Pasar Baduk, Kelompok Jimpitan, Paguyuban Mandiri, Komunitas Pemuda Petani Ngronggot. Organisasi-organisasi tersebut jika dilihat lebih mendalam adalah kumpulan orang-orang desa yang menginginkan perubahan di desanya.

Kegiatan penghijauan di desa Banjar anyar kecamatan Tanjunganom yang diselenggarakan beberapa hari yang lalu adalah salah satunya. Kegiatan yang bertema lingkungan ini melibatkan jaringan komunitas yang ada di Nganjuk. Dalam kegiatan ini dilakukan penanaman pohon yang dimotori oleh karang pemuda desa Banjar anyar. Kegiatan serupa juga sering dilakukan seperti diskusi dan hearing dengan dinas koperasi.
“Kenyataan ini, merupakan sebuah lompatan besar, karena selama ini di Kabupaten Nganjuk tidak banyak organisasi komunitas, apalagi yang memiliki jaringan. Untuk itulah untuk pertama kalinya kami ingin membangun organisasi bersama di Kabupaten Nganjuk. Rencananya tahun ini akan kami deklarasikan agar kami bisa berkumpul, saling bertukar pandangan, bertukar pengalaman, bertukar masalah, dan juga membangun jaringan untuk saling mendukung, saling menguatkan, dan saling membantu” terang Imam.
Adanya persoalan yang menjadi masalah bersama mereka sudah sering disuarakan, bahkan hearing juga sudah di lakukan. Akan tetapi, hasilnya belum maksimal karena secara organisasi belum kuat. Dengan adanya suara-suara itu justru semakin menunjukkan masih banyaknya persoalan yang belum selesai. Kelompok tani misalnya, menghadapi persoalan yang sama, yaitu mahalnya harga pupuk dan langka, rendahnya harga jual hasil pertanian pun menjadi persoalan bersama yang tidak pernah bisa diatasi oleh pemerintah. Belum lagi soal membanjirnya produk pertanian impor.
Begitu juga dengan koperasi komunitas yang kesulitan mengakses bantuan modal untuk peningkatan modal dari pemerintah bagi pengembangan ekonomi mereka. Oleh karena itu, sungguh sebuah kepedulian yang luar biasa bahwa organisasi-organisasi komunitas yang ada di pelosok desa ternyata masih memikirkan dan mengingat persoalan lebih besar yang harus dihadapi secara bersama. Kesadaran ini yang ingin ditularkan bagi kelompok lain yang saat ini masih akan dibentuk meskipun diantara mereka sendiri masih banyak dikurung masalah.
Dibangunnya organisasi aliansi, sepenuhnya lahir karena kesadaran bersama rakyat bahwa mereka pada akhirnya harus mengupayakan sendiri perbaikan kehidupannya sendiri. Mereka tidak bisa lagi berharap banyak pada pemerintah, seperti pengalaman selama ini. Oleh karena itulah, organisasi rakyat ini dibangun dan kemudian membangun jaringan tersendiri untuk kebaikan bersama.


Read More..