Minggu, 08 Maret 2009

DICARI : SARJANA PETERNAKAN DOMISILI DI NGANJUK

Untuk mendukung program P2SDS 2010 Departemen Pertanian Ditjen Peternakan melakukan kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD), kami siap menjalankan program ini. Untuk itu, dibutuhkan sarjana peternakan yang bisa mendampingi kami. Pendaftaran di UNISKA Kediri hingga tanggal 25 Maret. Mohon, kiranya jika ada kader sarjana peternakan bisa menghubungi kami. Salam
NB: Untuk mengetahui lebih jauh tentang program ini klik ; http://pucungmaju.blogspot.com/2009/01/sarjana-membangun-desa-2009.html

Read More..

Menuju Serikat: MEMBANGUN ALIANSI DAN JARINGAN ANTAR KOMUNITAS


Upaya untuk terus menerus mengembangkan tatanan yang lebih adil melalui penguatan organisasi rakyat akan lebih strategis dengan membangun jaringan antar kelompok-kelompok masyarakat. Diharapkan mereka akan dapat saling belajar dan bersinergi dalam membangun organisasinya. Dengan berhimpun kita menjadi kuat.

Karenanya organisasi serikat atau jaringan lainnya di level antar komunitas menjadi hal yang strategis. Tidak hanya untuk membangun jaringan tapi juga menjadi media belajar bersama antar komunitas dengan saling berbagi pengalaman dan gagasan yang ditujukan untuk semakin memperkuat organisasi dan meraih cita-cita kesejahteraan. Munculnya organisasi antar komunitas, semacam aliansi atau apapun namanya, sekaligus untuk menegaskan bahwa organisasi itu memang dibentuk murni atas inisiatif rakyat, kegiatan sepenuhnya direncanakan dan dilakukan oleh rakyat, dan ditujukan untuk mengupayakan peningkatan kehidupan rakyat yang tergabung di dalamnya, dan juga masyarakat sekitarnya.

Seperti yang dilakukan oleh organisasi-organisasi komunitas di Kabupaten Nganjuk, untuk menuju pembentukan organisasi di tingkat kabupaten telah melakukan tahapan kegiatan dengan menimba ilmu secara langsung ke organisasi lain telah lebih dulu memiliki organisasi jaringan di Jombang dan Kediri seperti Serikat Rakyat Kediri Berdaulat (SRKB) dan Konsorsium Rakyat Jombang Berdaulat (KRJB).

“Bagi kami pengetahuan tentang organisasi antar komunitas dan kemungkinan membentuk jaringan organisasi antar kabupaten kami rasakan masih kurang, sehingga kami sangat senang jika diberi kesempatan untuk dapat belajar ke organisasi seperti KRJB dan SRKB”, ujar Hendrik, penggerak di sebuah komunitas di Nganjuk. Dengan semangat itu pula, baru-baru ini beberapa orang perwakilan dari organisasi komunitas di Nganjuk mengirimkan delegasinya ke acara Diskusi Inisiatif Perlawanan Lokal yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Alharaka Jombang. Tidak kurang dari 30 perwakilan organisasi komunitas yang tersebar di Kabupaten Jombang, Mojokerto, Madiun, Kediri dan Nganjuk hadir dalam acara ini. Dampaknya muncul dorongan kuat agar di Nganjuk juga dibentuk organisasi aliansinya. “Kebetulan kami diundang, sehingga semakin menambah semangat untuk melakukan hal sama di Nganjuk. Di waktu yang lalu, kami juga pernah mengikuti kongres KRJB di Jombang dan SRKB di Kediri. Semua itu kami lakukan dalam rangka membangun komunikasi dengan organisasi di daerah lain. Dan dari proses seperti inilah kami jadi sering bertemu melalui kegiatan bersama sehingga satu sama lain saling mengenal dan bertukar ide, timpal Sukar.

Mempererat lewat kegiatan bersama
Saat ini di Kabupaten Nganjuk telah banyak berdiri organisasi komunitas yang sudah membangun jaringan. Organisasi-organisasi tersebut ada yang berbentuk koperasi dan paguyuban. Diantara mereka memang sudah terbangun jaringan yang dikuatkan dengan agenda bersama yang dilakukan secara rutin. Dalam kaitan itu pula, berbagai komunitas yang ada di kabupaten Nganjuk mengupayakan kerja-kerja kelompok bersama. Kerja konkrit yang dibangun untuk menumbuhkan empati dan solidaritas sosial diantara mereka adalah dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan semua komunitas. Mulai dari pertemuan-pertemuan kecil yang mengundang dinas maupun dengan jaringan di kota lain. Berbagai masalahpun diselesaikan dengan cara saling bertemu dalam sebuah forum diskusi, pelatihan maupun seminar. “Di masing-masing komunitas sudah memiliki koperasi sebagai media penguatan ekonominya sehingga hal ini menjadi media yang baik untuk semakin mempererat hubungan untuk mengembangkan koperasi dan peningkatan ekonomi anggota”, kata Untung. Paguyuban Mandiri misalnya, kini sudah mempunyai jaringan yang baik dengan SRKB dan KRJB sehingga merasa memiliki kawan bicara dan koperasi komunitas di Nganjuk juga mendapatkan pinjaman modal dari Koperasi Mandiri Jombang.

Dari pertemuan-pertemuan organisasi komunitas tersebut bisa terlihat bahwa apa yang disebut jaringan organisasi komunitas itu, antara lain, Koperasi Perempuan Rejo Makmur Tegal Rejo, Paguyuban Mandiri, Koperasi Kumandang, Ikatan Pemuda Malangsari, Paguyuban Pedagang Pasar Baduk, Kelompok Jimpitan, Paguyuban Mandiri, Komunitas Pemuda Petani Ngronggot. Organisasi-organisasi tersebut jika dilihat lebih mendalam adalah kumpulan orang-orang desa yang menginginkan perubahan di desanya.

Kegiatan penghijauan di desa Banjar anyar kecamatan Tanjunganom yang diselenggarakan beberapa hari yang lalu adalah salah satunya. Kegiatan yang bertema lingkungan ini melibatkan jaringan komunitas yang ada di Nganjuk. Dalam kegiatan ini dilakukan penanaman pohon yang dimotori oleh karang pemuda desa Banjar anyar. Kegiatan serupa juga sering dilakukan seperti diskusi dan hearing dengan dinas koperasi.
“Kenyataan ini, merupakan sebuah lompatan besar, karena selama ini di Kabupaten Nganjuk tidak banyak organisasi komunitas, apalagi yang memiliki jaringan. Untuk itulah untuk pertama kalinya kami ingin membangun organisasi bersama di Kabupaten Nganjuk. Rencananya tahun ini akan kami deklarasikan agar kami bisa berkumpul, saling bertukar pandangan, bertukar pengalaman, bertukar masalah, dan juga membangun jaringan untuk saling mendukung, saling menguatkan, dan saling membantu” terang Imam.
Adanya persoalan yang menjadi masalah bersama mereka sudah sering disuarakan, bahkan hearing juga sudah di lakukan. Akan tetapi, hasilnya belum maksimal karena secara organisasi belum kuat. Dengan adanya suara-suara itu justru semakin menunjukkan masih banyaknya persoalan yang belum selesai. Kelompok tani misalnya, menghadapi persoalan yang sama, yaitu mahalnya harga pupuk dan langka, rendahnya harga jual hasil pertanian pun menjadi persoalan bersama yang tidak pernah bisa diatasi oleh pemerintah. Belum lagi soal membanjirnya produk pertanian impor.
Begitu juga dengan koperasi komunitas yang kesulitan mengakses bantuan modal untuk peningkatan modal dari pemerintah bagi pengembangan ekonomi mereka. Oleh karena itu, sungguh sebuah kepedulian yang luar biasa bahwa organisasi-organisasi komunitas yang ada di pelosok desa ternyata masih memikirkan dan mengingat persoalan lebih besar yang harus dihadapi secara bersama. Kesadaran ini yang ingin ditularkan bagi kelompok lain yang saat ini masih akan dibentuk meskipun diantara mereka sendiri masih banyak dikurung masalah.
Dibangunnya organisasi aliansi, sepenuhnya lahir karena kesadaran bersama rakyat bahwa mereka pada akhirnya harus mengupayakan sendiri perbaikan kehidupannya sendiri. Mereka tidak bisa lagi berharap banyak pada pemerintah, seperti pengalaman selama ini. Oleh karena itulah, organisasi rakyat ini dibangun dan kemudian membangun jaringan tersendiri untuk kebaikan bersama.


Read More..

Mengundang Dinas Koperasi

Tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh koperasi Kumandang dalam setiap kali pertemuan rutinnya, namun apa yang dilakukan oleh koperasi Langgeng ini dapat dijadikan sebagai contoh bagi koperasi-koperasi lain, baik koperasi yang masih akan didirikan maupun yang telah berdiri. Karena selain memperkuat kelembagaan koperasinya, hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah membangun dialog dengan pihak lain, baik swasta maupun dinas pemerintah untuk saling tukar informasi dan pengalaman sehingga antara koperasi komunitas dan pihak lain secara sinergi bisa saling mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan.

Disi lain, rakyat yang dalam hal ini sudah mengupayakan berdirinya koperasi di desanya juga berhak untuk mendapatkan pendampingan secara langsung oleh Disperindagkop terutama tentang bagaimana mengelola koperasi maupun akses permodalan untuk meningkatkan modal koperasi. Hal ini menjadi topik yang banyak didiskusikan pada pertemuan rutin koperasi Langgeng yang diadakan pada tanggal 4 November 2008 yang lalu dengan mengundang Disperindagkop Kabupaten Nganjuk
“Apa yang kami lakukan adalah untuk membangun kesejahteraan masyarakat melalui gerakan koperasi yang telah kami lahirkan. Setelah itu kami ingin tahu apa perbedaan koperasi skunder dan primer dan sejauh mana peran dan fungsi Disperindagkop dalam hal memberikan bantuan permodalan kepada koperasi seperti kami” tanya Musyafak kepada narasumber dari disperindagkop yang saat itu hadir.
Hal senada disampaikan oleh Mudawamah, ketua Koperasi Perempuan Rejo Makmur Tegal Rejo yang saat saat itu hadir bersama 3 orang perwakilan dari koperasi rejo makmur yang memang diundang dalam diskusi tersebut. “Ketika mendengar kalau di koperasi Langgeng akan mengundang disperindagkop, kami dari perwakilan Koperasi Perempuan Rejo Makmur tertarik untuk hadir dalam pertemuan ini karena ingin menanyakan secara langsung kepada Disperindagkop mengenai bagaimana proses pelegalan koperasi”.
Menurut Totok, “peran dan fungsi disperindagkop yang salah satunya membidangi masalah perkoperasian itu hanya sebagai fasilitator saja. Memang ada juga dana yang bisa diberikan sebagai pinjaman lunak kepada koperasi yang membutuhkan dana tapi harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah. Diantaranya adalah koperasi tersebut sudah harus berbadan hukum dan setiap tahunnya telah mengadakan Rapat Akhir Tahun dengan mengundang disperindagkop atau minimal ada laporan koperasi yang disampaikan kepada kami. Minimal sudah 2 tahun berdiri dan melakukan RAT”.
“Karena dengan begitu kami bisa menilai apakah koperasi yang mengajukan dana ke Disperindagkop bisa dikategorikan sehat atau tidak. Dalam pengamatan kami, di Nganjuk ini banyak koperasi yang didirikan ternyata hanya sekedar papan nama saja. Setelah didirikan tapi setelah itu mati. Tidak ada aktifitas yang dilakukan. Untuk itu, saya sangat berharap agar koperasi Langgeng ini bisa tetap eksis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya”, imbuhnya.
Dan ketika Masykur menanyakan “kiat-kiat apa saja yang bisa dilakukan oleh pengurus dan anggota koperasi untuk memperkuat kedisiplinan anggota agar aturan main koperasi yang telah disepakati oleh seluruh anggota bisa berjalan dengan baik”
“Sebagai kesimpulannya, koperasi-koperasi yang ada di desa-desa seperti Langgeng ini akan bisa berjalan dengan baik, apabila ada sanksi yang tegas jika anggota lalai dalam melakukan kewajibannya. Tentunya hal ini harus disertai dengan kesadaran seluruh anggota agar aturan main yang disepakati bisa berjalan. Dan yang lebih penting tetap menjaga komunikasi dengan disperindagkop seperti diskusi bersama agar nantinya dapat saling mengerti perkembangannya sehingga Disperindagkop tidak kesulitan ketika akan memberikan bantuan permodalan kepada koperasi yang memang berjalan sehat”. Demikian kesimpulan yang disampaikan oleh Sudiono, ketua koperasi langgeng yang menjadi narasumber.
Read More..

Koperasi Komunitas Mulai Memperkuat Diri

Bertempat di rumah Sukardi yang ada di dusun Karangtengah Desa Garu Kabupaten Nganjuk sore itu di adakan pertemuan rutin koperasi Kumandang. Pertemuan ini yang dilakukan setiap tanggal 1 dalam setiap bulannya ini dilakukan secara bergiliran di rumah-rumah anggota. Terhitung sudah enam kali sejak didirikan koperasi kumandang mengadakan pertemuan rutin yang melibatkan seluruh anggota.

Pertemuan rutin ini ditujukan untuk membangun komunikasi antar anggota sekaligus membahas perkembangan koperasi dan melakukan pembayaran arisan, simpanan dan pemberian pinjaman kepada anggota. Bagi anggota yang membutuhkan dana pada saat inilah mereka dapat memperoleh pinjaman setelah pengajuannya disetujui oleh pengurus.
Seperti biasanya setelah agenda simpan pinjam dan arisan selesai, forum kemudian mendiskusikan rencana pengembangan usaha koperasi. Dalam diskusi tersebut mempertajam beberapa gagasan dari anggota untuk diambil kesepakatan bersama. Salah satunya adalah gagasan produksi kalender. “Produksi kalender ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan koperasi Kumandang dan sebagai salah satu unit usaha bersama yang hasilnya nanti dapat menambah SHU anggota” ujar Marwiyah
Ditambahkan oleh Imam Mulyo, produksi kalender ini hanya sebagai uji coba saja. Yang penting dalam tahap belajar ini kami memilih pengembangan usaha yang beresiko rendah dan berjangka pendek sehingga memungkinkan untuk dilakukan koperasi. “Jika nanti hasilnya lumayan akan diteruskan dengan ide lain yang selama ini belum bisa dilakukan karena terbentur modal yang ada di koperasi masih minim. Yang terpenting unit simpan pinjam tetap harus berjalan dan menjadi prioritas program di koperasi Kumandang”.
Dalam kesempatan ini pula, dilakukan sosialisasi hasil pelatihan pertanian organik yang diikuti oleh salah satu anggota koperasi kumandang, Sukardi beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta. Seolah mendapatkan pengetahuan baru, ia kemudian menceritakan bahwa dengan pertanian organik akan berdampak pada kearifan lingkungan dari obat-obatan kimia yang selama ini banyak digunakan oleh petani. Ternyata dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan kerusakan tanah. “Untuk itu, kita perlu mencoba untuk diterapkan dilingkungan kita sendiri. Minimal diri kita yang mengawali, apalagi banyak diantara kita ini yang bermatapencaharian sebagai petani. Dengan berbekal pengalaman dan materi yang ada saya yakin kita bisa melakukannya”, terangnya. Secara khusus kedepan kalau bisa kita akan menyewa lahan sebagai percontohan penerapan pola pertanian organik yang hasilnya nanti bisa meningkatkan pendapatan petani. Apalagi beras organik juga mahal harganya jika dibandingkan dengan beras yang ditanam dengan bahan-bahan kimia, tambahnya.
Seolah gayung bersambut, untuk menindaklanjuti hasil pelatihan tersebut disepakati akan dilakukan pelatihan pertanian organik yang akan difasilitasi oleh Sukardi untuk berbagi pengalaman dengan kader-kader penggerak desa yang selama ini telah terjalin komunikasi. Rencananya pelatihan akan di selenggarakan pada tanggal 16 November 2008 dengan mengundang perwakilan 4 organisasi komunitas di Nganjuk.

Read More..

PELATIHAN ADMINISTRASI KOPERASI


Proses pengorganisasian kelompok yang dilakukan oleh kader desa mulai merespon persoalan kongkrit yang mereka hadapi. Setelah mereka mendirikan koperasi, mereka mengadakan pelatihan bersama untuk meningkatkan skill mereka tentang administrasi koperasi.

”Salah satu dampak dari pelatihan kader desa dan organisasi yang diadakan oleh PUNDEN beberapa waktu yang lalu, telah melahirkan beberapa orang yang memiliki kepedulian yang tinggi untuk membangun desanya sendiri-sendiri. Merekalah yang kemudian menjadi kader desa yang akan mendorong munculnya perubahan di desanya kearah yang lebih baik. Untuk menjaga kebersamaan dan komunikasinya, para kader desa ini berkumpul bersama dalam pertemuan rutin yang dilakukan secara bergiliran di rumah-mereka. Dari situlah koperasi komunitas dilahirkan” tegas Edy Musyadad, direktur PUNDEN dalam pembukaan pelatihan.

Hasilnya, saat ini telah ada 4 koperasi komunitas yang didirikan. Koperasi-koperasi ini lahir atas inisiatif mereka sendiri. Misalnya di dusun Karang Tengah Desa Garu Kecamatan Baron telah berdiri koperasi yang bernama Koperasi Langgeng yang beranggotakan sebanyak 22 orang. Koperasi ini lahir dari serangkaian diskusi yang dilakukan secara rutin oleh Paguyuban Mandiri (PAMAN) yaitu sebuah organisasi komunitas yang ada di dusun Karang Tengah Desa Garu Baron. Sedangkan di dusun Banjaranyar Kecamatan Tanjung Anom juga telah ada koperasi yang tergabung dalam wadah Koperasi Ar Rahman II yang juga muncul dari komunitas karang taruna yang menjadi wadah mereka.
Edy Musyadad menambahkan, ”Ditingkat kader desa yang mewakili desanya masing-masing juga berhimpun dalam koperasi yang bernama koperasi Kumandang yang saat ini anggotanya berjumlah 25 orang. Di tempat lain, tak kalah dengan kelompok laki-laki, kelompok perempuan juga mendirikan koperasi yang sama. Seperti yang ada di dusun Tegalrejo Desa Bukur Kecamatan Patianrowo. Kelompok perempuan juga telah mendirikan koperasi yang mereka beri nama Koperasi Perempuan Rejo Makmur (KPRM) yang semua anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang berjumlah 31 orang”.
Segaris dengan berkembangnya proses pengorganisasian ternyata muncul sebuah kebutuhan bersama untuk melakukan penguatan koperasi-koperasi tersebut. Maka, pada tanggal 28 Juli 2008 mereka mengadakaan pelatihan tentang administrasi koperasi. Dalam pelatihan yang diadakan di kantor PUNDEN (Perkumpulan Desa Mandiri) ini masing-masing koperasi mengirimkan delegasinya. Tidak kurang dari 12 orang menghadiri pelatihan tersebut.

Tiga kata kunci
Pelatihan yang difasilitasi oleh PUNDEN dengan mengundang Ida Farida Santi dari Koperasi Mandiri Jombang sebagai fasilitatornya ini diawali dengan saling menceritakan pengalaman mereka masing-masing dalam mengelola koperasi. Berangkat dari pengalaman inilah yang kemudian dijadikan sistem dalam pengelolaan koperasi.
Secara bergantian mereka bercerita pengalaman masing-masing. Pada intinya banyak peserta yang belum mengetahui bagaimana pembukuan koperasi dan cara menghitung SHU karena koperasinya masih baru. “Sebelum kita bicarakan bagaimana cara mengelola administrasi koperasi maupun SHU, terlebih dulu saya ingin menjelaskan bahwa ada tiga kata kunci yang biasanya melekat dalam mengelola sebuah koperasi yaitu kekompakkan, toleransi dan kesepakatan”. Kata Farida ketika ia mengawali materinya. Menurutnya setelah ketiga hal tersebut clear ditingkat seluruh anggota koperasi, barulah membicarakan bagaimana tata kelola administrasinya, laporan keuangan maupun aturan main yang menjadi ikatan antar anggota dalam menjalankan koperasi..
Lebih detail Ida menjelaskan apa yang dimaksud dengan ketiga kata kunci tersebut. Kata kunci pertama, yaitu kekompakkan. Dengan semangat kebersamaan yang didasari kekompakan suatu koperasi maupun organisasi akan bisa berjalan dengan lancar. Kekompakan ini akan terjadi jika seluruh anggota merasa memiliki dan memiliki tujuan yang sama. Kedua, Toleransi. Toleransi antar anggota dan pengurus juga sangat penting. Karena dengan adanya toleransi antar anggota semua hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anggota maupun pengurus bisa dipahami dan dimaklumi oleh sebagaai proses belajar bersama. Sehingga kendala dan kesulitan-kesulitan apapun tidak mengganggu berjalannya koperasi tentunya dapat segera diatasi. Ketiga, Kesepakatan. Yang dimaksud kesepakatan adalah keputusan bersama oleh seluruh anggota. Keputusan bersama inilah yang menjadi landasan penting untuk menjalankan semua hal yang telah menjadi keputusan organisasi. Sehingga menjadi salah satu kunci untuk memecahkan masalah. Jadi semua permasalahan yang dialami haruslah diselesaikan dengan cara pengambilan kesepakatan secara bersama.

Read More..

Kader Desa Lahirkan Koperasi Kumandang

Pada mulanya, beberapa orang alumni Pelatihan Kader Membangun Desa yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Desa Mandiri saling bertemu secara informal di beberapa kesempatan. Mereka membicarakan apa yang sudah terjadi di desanya masing-masing. Pelatihan itu sendiri diikuti oleh 20 orang perwakilan dari 7 (tujuh) organisasi pemuda, paguyuban, karang taruna dan kelompok perempuan dari berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Nganjuk dan Kediri.

Satu bulan acara pelatihan berlalu, salah satu kader, Marwiyah, berinisiatif mengundang mereka dalam sebuah pertemuan pada tanggal 9 Juli 2008 di rumahnya di Desa Bangi Purwoasri Kediri. Dalam pertemuan itu, juga dihadiri oleh orang-orang yang terlibat di PUNDEN (Perkumpulan Desa Mandiri). Pada pertemuan itu tidak hanya acara jumpa kangen antara para peserta, tapi juga sharing perkembangan di kelompoknya masing-masing dan kendala-kendala dan pengalaman untuk menuntaskan permasalahan yang di hadapi di komunitasnya.

Disela-sela pertemuan, diantara mereka juga melakukan obrolan ringan yang berujung keinginan untuk melakukan usaha bersama. Seperti Marwiyah misalnya, sangat tertarik dengan usaha yang dilakukan oleh Ikatan Pemuda Malangsari untuk usaha roti bakar untuk dijalankan oleh pemuda di desanya. Hal ini justru direspon langsung oleh Agung dan Khabib, anggota Paman Dusun Karangtengah yang seminggu kemudian langsung datang dan praktek di tempat jualan IPM. Hal berbeda yang diimpikan Imam dari FKKM (Forum Komunikasi Koordinasi Masyarakat) dari Banjar Anyar Tanjunganom, yang bergerak dalam bisnis bunga hias mengharapkan bisa memajang tanaman hias di Malang Sari.

Pertemuan ini membuktikan bahwa persoalan apapun baik ekonomi, sosial dapat di selesaikan dengan bersama-sama. Di samping memperkuat jaringan, juga menjawab problem sosial kemasyarakatan, sekaligus dapat menambah wawasan. Besarnya dampak yang dirasakan dalam pertemuan itu, mereka akhirnya bersepakat untuk mengagendakan pertemuan rutin. Dan pertemuan itu disepakati satu minggu kemudian.

“KOPERASI KUMANDANG” MENUJU KESEJATERAAN BERSAMA
Pada tanggal 16 Juli 2008 di sekretariat PUNDEN, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di Desa Bangi mereka justru muncul keinginan untuk menjadikan pertemuan rutin itu menjadi bentuk pertemuan koperasi. Dalam pertemuan itu seluruh yang hadir bersepakat membentuk sebuah koperasi yang diberi nama koperasi KUMANDANG. Pertemuan itu langsung membahas besaran simpanan pokok (simpo), simpanan wajib (simwa), simpanan sukarela (simla) sampai pada aturan-aturan mengenai keanggotaan, sangsi dan besaran jasa yang berlaku di koperasi Kumandang.

Marwiyah, 43 th, mengatakan pembentukan koperasi Kumandang sangat besar sekali apalagi dalam situasi saat ini semua mahal dan kebutuhan hidup semakin meningkat. Dengan berkoperasi kita bisa membutuhkan dana dengan cepat dan dengan bunga yang ringan. Dalam Koperasi kita bisa menentukan besaran jasa yang harus di bayar.” Kita tidak usah diribetkan dengan berbagai syarat sebagai jaminan seperti KSP dan bang clurut lainnya” terang ibu yang biasa di panggil Mbak Mar ini.

Hal senada juga dibenarkan oleh Abdhul Ghopur penggerak pemuda asal Desa Sanggrahan Kecamatan Purwoasri yang punya pengalaman pahit akibat janji manis Koperasi renternir alias KSP alias bank titil hingga harus menjual salah satu barang berharganya guna membayar bunga yang tinggi. Alih-alih bisa mengembangkan usahanya,untuk membayar jasa tiap bulannya harus pontang-panting akibat bunga yang tinggi. ”Kita kadang tidak pernah berfikir panjang ketika membutuhkan modal,selalu pinjam di KSP tapi pada akhirnya kita malah kesulitan sendiri”terangnya.

Berbicara soal koperasi pada umumnya, pikiran kita selalu dikaitkan dengan dari mana modal awalnya, usahanya apa? Kisah salah satu anggota Kumandang adalah potret dan realitas dan fakta yang terjadi, dan ini akan banyak kita temui di lingkungan sekitar kita. Banyaknya persoalan yang menghimpit masyarakat kadang disikapi dengan tidak arif. Hal ini diperparah dengan tingkat kepedulian sosial masyarakat semakin luntur. Oleh sebab itu sebagai koperasi yang lahir dari sumberdaya manusia yang mumpuni dan rasa kebersamaan yang tinggi akan menjadi sebuah kekuatan sosial ekonomi bagi seluruh anggota.

Saat ini koperasi Kumandang terbuka bagi seluruh masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk mengembangkan diri, memberdayakan diri melalui kegiatan ekonomi bersama untuk ikut menjadi anggota Koperasi Kumandang. M. Dhori 40 th, asal Dusun Karang Tengah Garu mengatakan bahwa semua yang tergabung dalam koperasi Kumandang harus menjadi pelopor penggerak ekonomi di desanya. ”Apa yang kita lakukan di koperasi ini sudah menjadi keharusan untuk melakukan hal yang sama di desa. Kita harus menjadi pelopor di desa kita sendiri”, ujar kang Dhori. Koperasi Kumandang dengan semangat kebersamaan anggota adalah modal yang tak juga mengimpikan pertemuan rutin setiap bulan dalam koperasi nantinya menjadi basis koordinasi dan sharing tiap-tiap desa serta sebagai tempat berbagi informasi yang berhubungan dengan kemasyarakatan, peluang usaha, dan persoalan keseharian kita.

ATURAN MAIN:
Simpo : 50.000
Simwa : 10.000
Jasa per bulan: 1 persen
Besar pinjaman 5 kali lipat dari simpanan
Anggota baru harus mendapat rekomendasi minimal 3 orang dari pendiri
Pertemuan rutin setiap tanggal 1
Read More..